Krisis
Bulan Maret
Kemenangan
Persatuan Perjuangan mulai tampak pada akhir Februari. PP berhasil menyelenggarakan
demontrasi-demontrasi besar-besaran di Yogyakarta pada tanggal 17 Februari
untuk merayakan enam bulan kemerdekaan.
Pada
tanggal 26 Februari Syahrir tiba di Yogyakarta, setelah secara rahasia
mengajukan permohonan pengunduran dirinya tersebar luas . pertentangan antara
pendukung Syahrir danAmir dengan kekuatan-kekuatan yang mendukung Tan Malaka dan Sudirman saat itu akan di
pecahkan secara tuntas.
Pada
tanggal 17 Februari, presiden memberikan pidato penting di Malaka yang
menyatakan bahwa perdana mentri tetap pada pendiriannya mempertahankan
kemerdekaan 100%. Jika kelak Syahrir tidak mempertahankan kemerdekaan 100% maka
presiden berhak memberhentikannya.
Pada
28 Februari Sukarno mengambil pimpinan
untuk mendukung pemimpin-pemimpin Sosialis. Ia mengatakan bahwa ia ingin
melihat suatu cabinet-koalisi yang mewakili
semua golongan politik yang bersar namun
kebijaksanaan-kebijaksanaan yangdiambil sejalan dengan pemerintahan
Syahrir.
KNPI
pada tanggal 2 Maret mengadakan sidang , Hatta mengumumkan kembali bahwa Syarir
telah terpilih menjadi formatur sebuah cabinet baru. Kemudian KNPI
memberitahukan bahwa pemerintahan kolisi ini akan bekerja atas dasar lima pokok
program:
- Pemerintah berunding dengan Vaan Mook atas dasar pengakuan Negara Republik Indonesia 100%
- Pemerintah mempersiapkan rakyat dan Negara di segala bidang politik,ketentaraan,politik dan sosial.
- Mencapai susunan pemerintahan pusat dan daerah berdasarkan demokrasi
- Pemerintah berusaha sekuat-kuatnya untuk menyempurnakan produksi dan pembadian makanan dan pakaian.
- Perusahaan dan perkebunan yangpenting hendaknya oleh pemerintah mengambil tindakan seperlunya sehingga memenuhi maksud sebagaimana tercantun dalam Undang-Undang Dasar pasal 33 (hal kesejahteraan Sosial)
Ringkasan lima pokok
itu jelas menolak desakan Tan Malaka supaya melakukan ekonomi perang,pertukaran
langsung antara petani dan buruh, penitaan harta benda musuh, dan pemberian
senjata kepada rakyat.
Pada
tanggal 4 Maret pemimpin Pesindo melangsungkan rapat dan mengecam kepemimpinan
PP karena sikapnya yang bermusuhan terhada pemerintah.
Pada
12 Maret Sjahrir mengumukan komposisi kabinetnya yang baru.( anggota baru
ditandai dengan bintang)
Adapun susunan kabinet Syahrir II, adalah sebagai berikut:
No.
|
Bidang
Menteri
|
Nama Menteri
|
1.
|
Perdana Menteri
|
Sutan Syahrir
|
2.
|
Menteri Luar Negeri
|
Sutan Syahrir
|
3.
|
Menteri Muda Luar Negeri
|
|
4.
|
Menteri Dalam Negeri
|
|
5.
|
Menteri Pertahanan
|
Amir Sjarifuddin,S.H
|
6.
|
Menteri Muda Pertahanan
|
|
7.
|
Menteri Kehakiman
|
|
8.
|
Menteri Penerangan
|
|
9.
|
Menteri Keuangan
|
|
10.
|
Menteri Pertanian/Persediaan
|
Ir. Baginda Zainudin Rasad
|
11.
|
Menteri Muda Pertanian/Persediaan
|
Ir. R Saksono
Prawiroharjo
|
12.
|
Menteri Perdagangan/Perindustrian
|
|
13.
|
Menteri Pekerjaan Umum
|
|
14.
|
Menteri Muda Pekerjaan Umum
|
|
15.
|
Menteri Sosial
|
Raden Ayu Maria Ulfah Santoso
|
16.
|
Menteri Muda Sosial
|
|
17.
|
Menteri Perhubungan
|
|
18.
|
Menteri Pengajaran
|
|
19.
|
Menteri Agama
|
|
20.
|
Menteri Kesehatan
|
|
21.
|
Menteri Muda Kesehatan
|
|
22.
|
Menteri Negara
|
Daftar terlihat jelas
jauhnya cabinet dari pemenuhan criteria suatu pemerintahan koalisi.
Pada
tanggal 13 singga 16 Maret surat rahasia dikirmkan ke Yogyakarta, yang
memerintahkan penangkapan para pemimpin PP. karena, Sukarno,Hatta dan Amir
telah melibatkan diri mereka sendiri kepada penolakan minimum program dan
setuju denga program Sjahrir, maka mereka tidak mempunyai pilihan kecuali
menerima penghancuran PP sebagai suatu yang logis.
Pada
tanggal 22 Maret pemerintah mengumumkan telah menangkap Tan Malaka. Penangkapan
dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Pada 18 Maret pemerintah menyatakan akan
mengambil tindakan keras terhadap orang yang bertindak atau berbicara untu ‘
menggelisahkan, menacaukan keadaan, dengan maksud mengdakan perpecahan dalam
masyarakat atau merintangi perkerjaan penyelesaian pertahanan.
Kaum
Sosialis dan Revolusi Sosial
Sejak
awal oktober kekacauan-kekacauan terjadi disekitar Serang.
Gerombolan-gerombolan pemuda bersenjata membentuk polisi mereka sendiri
,mengantikan pasukan polisi tetap. Yang dianggap sebaga. ialat priayi . di
pimpin oleh Tje’Mamat seorang jawara yang berasal dari Lampung mengadakan
serangan langsung kepada jepang karena perananya mengarahkan romusha.
Sementara
itu para kiai bergerak kearah selatan dengan dukungan santri-santri mereka yang
menjadi anggota Hisbullah. Merka menyerang para penguasa seperti Bupati Lebak
yang dibunuh,Bupati Pandegglang yang dipaksa melarikan diri.
Pada
pertengahann Nopember gerakan-gerakan pemberontakan rakyat kabupaten
tegal,brebes, dan pemalang bergabung denga Gabungan Badan Perjuangan tiga
daerah atau GBP-3D yang dipimpin oleh Soekirman dan Soewigjo.pada tanggal 11
Desember GBP-3D berhasil Perkalongan, kemudian Soewigjo secara resmi dilantik
oleh GBP-3D sebagai residen yang baru. Namun, pada tanggal 12 Desember TKR bergerak
menyerang rezim revolusi dan berhasil merebut kembali Pekalongan
Pada
11 Desember terbentuk sebuag partai Laskar Rakyat yang diketuai oleh Engkoen
Coerdian. Pada tanggal 8 Februari 1946 PKI menlangsungkan kongresnya di kota
Cirebon pembicaraaan kongres tersebut tentang
revolusi sosial yang keras.
Pada
tanggal 9 Mei yang dihadiri oleh 36
organisasi politik, setiap revolusi yang diambil secara aklamasi menuntut
supaya panitia menyiapkan pemilihan itu di pilih oleh wakil-wakil badan-badan
politik, supaya dewan perwakilan baru dipilih langsung oleh rakyat. Pada 17 Mei
Sudarsono mengumumkan pembentukan panitian pemilihan untuk daerah Surakarta
Pada
28 Mei Barisan Benteng,Hisbullah dan Polisi Istimewa, memberikan waktu 48 jam
kepada cabinet untuk melepaskan para tahanan. Jika tidak, mereka mengancam untu
mengundurkan diri dari kepemimpinan organisasinya yang artinya merka tidak bias
lagi mengndalikan pengikutnya yang marah. Ultimatum itu berhasil. Pada
tanggal31 Mei cabinet mengumumkan bahwa Muwardi,Hadisunarto, dan muljhadi di
bebaskan sebagai hasil pembahasan polisi istimewa Surakarta dan Soerjo.
Setelah
bulan Mei 1946 politik nasional dan sekitarnya tidak bisa melepaskan diri di
Surakarta dan krisis yang menakibatkan munculnya kejadian kejadian aneh yang
telah tercatat oleh sejarah sebagai peristiwa Tiga Juli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar